Posted by : Pebryan
Minggu, 08 Mei 2016
Semua orang pasti pernah merasakan rasa lapar,
termasuk anda juga bukan? Kalau kita
merasa lapar, yang kita lakukan biasanya pasti langsung makan atau bisa juga
minum. Tapi pernah tidak sih kita berpikir mengapa kita bisa merasakan
lapar? Jawaban yang paling sederhana
adalah karena kita perlu mendapatkan nutrisi untuk tetap hidup. Karena jika
tubuh tidak diberi nutrisi dan zat-zat lain maka yang akan terjadi adalah
kematian se-sel tubuh. Hal ini bisa menyebabkan kematian (passti penah
mendengar berita tentang orang yang meninggal karena kelaparan bukan? ) Rasa
lapar ini menunjukkan bahwa tubuh memerlukan nutrisi. Tapi bagaimana kita
benar-benar tahu bahwa kita merasa lapar? Jawabannya dapat dianalisis dengan
tiga komponn yang berbeda: secara biologi, kebiasaan, dan kognitif.
Rasa Lapar Secara Biologi
Banyak teori yang membahas rasa lapar secara biologi.
Cannon dan Washburn (dikutip dalam Coon, 1995) muncul dengan teori kontraksi
perut yang menyatakan bahwa kita tahu bahwa kita merasa lapar karena kontraksi
perut kita. Dalam studi dengan balon yang terkenal, Washburn menelan balon yang
dihubungkan dengan tabung, kemudian balon degelembungkan dalam perutnya. Ketika
balon tersebut mengembang, dia tidak merasa
lapar. Kemudian muncul teori lain yang meyatakan bahwa kita merasa lapar
karena kadar glukosa dalam darah kita rendah. Bash (dikutip dalam Franken,
1994) melakukan percobaan dengan melakukan transfusi darah dari anjing yang
kenyang ke anjing yang lapar. Transfusi tersebut mengakibatkan berakhirnya
kontraksi perut pada anjing yang lapar. Tapi
seperti yang dikemukakan oleh LeMagnen (dikutip dalam Kalat, 1995)
menunjukkan bahwa kadar glukosa dalam darah tidak berubah banyak dalam kondisi
normal. Teori Insulin menyatakan bahwa kita merasa lapar ketika kadar insulin
meningkat secara tiba-tiba dalam tubuh (Heller, dan Heller, 1991). Namun teori
ini tampaknya menunjukkan bahwa kita harus makan untuk meningkatkan kadar
insulin kita untuk dapat merasakan lapar. Teori Asam Lemak menyatakan bahwa
tubuh kita memiliki reseptor yang mendeteksi peningkatan asam lemak, Aktivasi
dari reseptor untuk asam lemak memicu rasa lapar (Dole, 1956, Klein et al.,
1960, dikutip dalam Franken, 1994). Teori produksi suhu tubuh disarankan oleh
Brobeck (dikutip dalam Franken, 1994) menyatakan bahwa kita merasa lapar ketika
suhu tubuh kita turun, dan ketika naik, rasa lapar berkurang. Hal ini mungkin
menjelaskan bahwa kita cenderung makan lebih banyak selama musim dingin.
Rasa Lapar Secara Kebiasaan
Rasa lapar tidak bisa benar-benar dijelaskan hanya
dengan komponen biologis. Sebagai manusia, kita tidak bisa mengabaikan bagian
psikologis kita, komponen kebiasaan, dan kognitif. Tidak seperti makhluk lain,
kita manusia menggunakan jadwal dalam rutinitas kita sehari-hari, termasuk
kapan harus tidur dan kapan harus makan. Jadwal ini memicu rasa lapar kita.
Misalnya, ketika jam 12:00 menyebutkan waktu makan siang, banyak orang merasa
lapar hanya karena sudah waktunya makan siang. Rasa lapar ini dipicu oleh
perilaku yang dilakukan secara rutin dan kemudian menjadi kebiasaan. Selain
itu, bau, rasa, atau tekstur makanan juga memicu rasa lapar. Misalnya, jika
Anda suka kentang goreng, bau kentang goreng dapat memicu rasa lapar Anda.
Namun, preferensi rasa, bau, atau tekstur adalah preferensi budaya. Jika salah
satu tidak suka sushi, bau sushi tidak memicu rasa lapar. Menariknya, orang
juga merasa lapar untuk rasa tertentu, khususnya empat rasa dasar: manis, asam,
pahit, dan asin. Sebagai contoh, sebuah ekspresi yang sering terdengar adalah
“Saya merasa lapar untuk sesuatu yang manis”.
Rasa Lapar Secara Kognitif
Warna juga berkontribusi terhadap rasa lapar. Melihat
pisang berwarna kuning membuat orang ingin memakannya, tapi pisang berwarna
merah tidak. Demikian pula, merah atau hijau bisa memicu rasa lapar untuk
sebuah apel, tapi tidak warna biru. Sulit untuk menemukan makanan alami dengan
warna biru, karena alam tidak menghasilkan makanan berwarna biru. Biru
dikatakan sebagai penekan nafsu makan. Warna sangat mempengaruhi rasa lapar
kita.
Banyak orang makan makanan dengan pengetahuan dasar
mereka tentang makanan apa yang baik untuk mereka makan. Misalnya, rendah
lemak, rendah gula, dan makanan rendah sodium dikatakan baik. Akhirnya orang
belajar untuk mengubah preferensi makan mereka dan ingin makan “makanan”
tertentu saja.
Sumber : http://www.tamtowild.com/rasa-lapar/